Beberapa waktu lalu, aku baru saja ditampar kenyataan bahwasannya dia tidak memihak sedikit pun kepada ku. Semua jalan tertutup, tidak ada jalan keluar, aku terperangkap akan khayalan tentang kebahagiaan abadi, dan ujungnya aku harus bertemu dengan keterpurukan nasib.
Malam ini, aku menyadari, seberapa tak pantasnya diriku bersanding dengannya. Buktinya, dia tidak memilih ku, padahal aku sudah ada sejak pertama. Padahal aku yang sudah berusaha. Padahal aku yang selalu ada. Apakah ini jawaban mu Tuhan? Jawaban mu atas segala kebimbangan ku tentangnya? Apakah menginginkannya adalah sebuah kesalahan?